Sabtu, 08 Mei 2010

SAJAK PALSU


Karya Agus R. Sarjono (1998)

Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah
dengan sapaan palsu.
Lalu merekapun belajar
sejarah palsu dari buku-buku palsu.
Di akhir sekolah
mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka yang palsu.
Karena tak cukup nilai, maka berdatanganlah
mereka ke rumah-rumah bapak dan ibu guru
untuk mnyerahkan amplop berisi perhatian dan rasa hormat palsu.
Sambil tersipi palsu
dan membuat tolakan-tolakan palsu,
akhirnya pak guru
dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan nilai-nilai palsu yang baru.
Masa sekolah
demi masa sekolah berlalu, mereka pun lahir sebagai ekonom-ekonom palsu,
ahli hukum palsu,
ahli pertanian palsu, insinyur palsu.
Sebagian
menjadi guru, ilmuwan atau seniman palsu.
Dengan gairah tinggi
mereka menghambur ke tengah pembangunan palsu dengan ekonomi palsu sebagai panglima palsu.
Mereka saksikan
ramainya perniagaan palsu dengan ekspor dan impor palsu
yang mengirim dan mendatangkan
berbagai barang kelontong kualitas palsu.

Dan bank-bank palsu dengan giat menawarkan bonus
dan hadiah-hadiah palsu,
tapi diam-diam meminjam juga
pinjaman dengan ijin dan surat palsu kepada bank negeri
yang dijaga pejabat-pejabat palsu.
Masyrakat pun berniaga
dengan uang palsu yang meminjam devisa palsu.
Maka
uang-uang asing menggertak dengan kurs palsu sehingga semua blingsatan
dan terperosok krisis
yang meruntuhkan pemerintahan palsu ke dalam nasib buruk palsu.
Lalu orang-orang palsu
meneriakkan kegembiraan palsu dan mendebatkan
gagasan-gagasan palsu di tengah seminar
dan dialog-dialog palsu
menyambut tibanya
demokrasi palsu yang berkibar-kibar begitu nyaring dan palsu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar