Liburan kemarin, seperti biasa saya mengunjungi saudara di Purwokerto. Namun, kali ini tidak seperti biasa, karena adik sepupu saya -hisyam- mengikuti program GMC, kepanjangannya Alhamdulillah saya lupa intinya training selama 1 bulan untuk aktivasi otak tengah yang hanya diikuti oleh anak-anak dan dibutuhkan biaya sekitar 3,5 juta. Awalnya saya tidak mengerti untuk apa aktivasi otak tengah? bukannya udah cukup otak kiri dan kanan saja yang aktif. Namun, sesungguhnya kawan otak tengah itulah yang menghubungkan otak kanan dan kiri, jika otak tengahmu sudah diaktifkan, benda didalam tembok manapun kau bisa melihatnya dengan jelas kawan. Hal positif lain yang penting juga pengaktifan otak tengah membuat seseorang menjadi lebih kreatif, dewasa, berprestasi, pintar dan pokoknya menjadi lebih baik. Yang paling penting dan yang terpenting adalah kau bisa belajar di suasana seramai apapun walau di tengah2 konser dangdut kau masih bisa belajar dengan serius.
Sebenarnya negara-negara maju seperti Jepang, Inggris, Amerika dsb, sudah memasukkan pengaktifan otak tengah ke kurikulumnya. Karena ilmuwan mereka sudah menemukan bagaimana caranya mengaktifan otak tengah, berbeda dengan di Indonesia, belum adanya ilmuwan yang dapat memecahkan misteri pengaktifan otak tengah itu membuat orangtua harus mempunyai dana lebih agar otak tengah anaknya bisa aktif sebab trainer itu dari negara tetangga yang dikomersilkan ke negara kita. Dan sayangnya kawan, training otak tengah itu untuk anak usia 6-12 tahun. Sampai saat ini, ilmuwan masih menyelidiki pengaktifan otak tengah untuk dewasa.
Nah, pas di rumah Hisyam itu, saya ikut training cara aktivasi otak tengah dan ternyata semuanya berasal dari gerakan kedua tangan kita. Macam-macam pokoknya tapi susah juga dipraktekkan jika tidak konsentrasi. Kemudian, mata Hisyam ditutup dengan kain tapi telinganya tidak ikut ditutup, dan ketika orangtuanya memberikan kartu remi yang biasa buat judi atau mainan spider soltaire di komputer itulah, Hisyam dengan mudah mengelompokkan yang merah dan hitam, yang wajik, love, keriting atau waru. Semuanya dengan mata tertutup, aku terpana melihatnya, kaya pesulap aja. Intinya dia melihat gak pakai mata, tapi pakai otak tengahnya yang sudah aktif. Mengurutkan dari angka pun dia bisa, dan mengerjakan soal pilihan ganda bayangkan! soal pilihan ganda, kau harus membacanya dan menyilangkannya di jawaban yang benar itu hal mudah bagi Hisyam. Nah, bagian terasyik adalah ketika Hisyam masih dengan mata tertutup, dia mengejarku, aku kira dia gak bakal tau posisiku dimana, tapi aku salah kawan, dia dengan gesit dan lincahnya bisa mengejarku dan berusaha menangkapku kemanapun aku pergi. Cuma dia gak bisa mendeteksi keberadaanku di tempat yang gelap.
Hebat kan kawan kalau otak tengahmu bisa diaktifkan, kau bisa jadi pesulap dadakan tapi ada satu pertanyaan yang masih ada dikepalaku, jangan-jangan jika otak tengah aktif nanti juga bisa melihat tembus ke pakaian saya,,hah!
Sebenarnya negara-negara maju seperti Jepang, Inggris, Amerika dsb, sudah memasukkan pengaktifan otak tengah ke kurikulumnya. Karena ilmuwan mereka sudah menemukan bagaimana caranya mengaktifan otak tengah, berbeda dengan di Indonesia, belum adanya ilmuwan yang dapat memecahkan misteri pengaktifan otak tengah itu membuat orangtua harus mempunyai dana lebih agar otak tengah anaknya bisa aktif sebab trainer itu dari negara tetangga yang dikomersilkan ke negara kita. Dan sayangnya kawan, training otak tengah itu untuk anak usia 6-12 tahun. Sampai saat ini, ilmuwan masih menyelidiki pengaktifan otak tengah untuk dewasa.
Nah, pas di rumah Hisyam itu, saya ikut training cara aktivasi otak tengah dan ternyata semuanya berasal dari gerakan kedua tangan kita. Macam-macam pokoknya tapi susah juga dipraktekkan jika tidak konsentrasi. Kemudian, mata Hisyam ditutup dengan kain tapi telinganya tidak ikut ditutup, dan ketika orangtuanya memberikan kartu remi yang biasa buat judi atau mainan spider soltaire di komputer itulah, Hisyam dengan mudah mengelompokkan yang merah dan hitam, yang wajik, love, keriting atau waru. Semuanya dengan mata tertutup, aku terpana melihatnya, kaya pesulap aja. Intinya dia melihat gak pakai mata, tapi pakai otak tengahnya yang sudah aktif. Mengurutkan dari angka pun dia bisa, dan mengerjakan soal pilihan ganda bayangkan! soal pilihan ganda, kau harus membacanya dan menyilangkannya di jawaban yang benar itu hal mudah bagi Hisyam. Nah, bagian terasyik adalah ketika Hisyam masih dengan mata tertutup, dia mengejarku, aku kira dia gak bakal tau posisiku dimana, tapi aku salah kawan, dia dengan gesit dan lincahnya bisa mengejarku dan berusaha menangkapku kemanapun aku pergi. Cuma dia gak bisa mendeteksi keberadaanku di tempat yang gelap.
Hebat kan kawan kalau otak tengahmu bisa diaktifkan, kau bisa jadi pesulap dadakan tapi ada satu pertanyaan yang masih ada dikepalaku, jangan-jangan jika otak tengah aktif nanti juga bisa melihat tembus ke pakaian saya,,hah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar